Di era digital yang serba cepat, infrastruktur IT yang tangguh dan efisien menjadi semakin penting. Untuk menjawab tantangan ini, hadirnya teknologi virtualization menjadi solusi inovatif yang sangat relevan. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan banyak aplikasi pada satu server fisik, sehingga menghemat biaya dan ruang.
Sejarah virtualization dimulai pada 1960-an ketika IBM mengembangkan teknologi Virtual Machine (VM), yang memungkinkan beberapa sistem operasi untuk berjalan pada satu komputer fisik secara bersamaan. Pada 1970-an, sistem virtualization ditingkatkan untuk memungkinkan beberapa pengguna mengakses sistem komputer secara bersamaan. Namun, popularitas virtualization baru meningkat pada awal 2000-an ketika teknologi ini mulai digunakan secara luas dalam data center dan lingkungan server.
Lantas, apa sebenarnya virtualization? Bagaimana cara kerja dan apa saja manfaat yang ditawarkannya? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.
Apa itu Virtualization?
Virtualization atau virtualisasi, adalah teknologi yang memungkinkan pembuatan versi virtual dari sumber daya komputer fisik seperti server, storage, dan jaringan. Ini mirip dengan menciptakan salinan digital dari hardware Anda, yang kemudian dapat digunakan untuk menjalankan berbagai sistem operasi dan aplikasi secara independen.
Contohnya, dalam suatu ruang server, mungkin terdapat tiga server fisik yang berbeda fungsi: mail server, web server, dan aplikasi internal. Setiap server biasanya beroperasi pada kapasitas sekitar 30 persen, tetapi server aplikasi harus tetap berkinerja optimal untuk memastikan operasional server lainnya. Dengan virtualization, setiap server dapat berfungsi secara mandiri tanpa bergantung pada kinerja server aplikasi.
Virtualization adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi anggaran IT dan meningkatkan efisiensi operasional bagi berbagai jenis bisnis.
Apa Manfaat Virtualization?
Virtualization menawarkan berbagai keuntungan bagi bisnis manapun, di antaranya:
Penggunaan Sumber Daya yang Efisien
Optimalkan penggunaan sumber daya hardware di data center. Sebagai contoh, daripada menjalankan satu server pada satu komputer fisik, Anda dapat membuat sejumlah server virtual pada satu perangkat sesuai kebutuhan. Dengan mengurangi jumlah server fisik, Anda dapat menghemat ruang di data center dan mengurangi biaya listrik serta pendingin.
Pengelolaan IT yang Otomatis
Memungkinkan komputer fisik menjadi virtual dan dapat dikelola menggunakan software khusus. Administrator dapat membuat program untuk penyebaran dan konfigurasi sistem, termasuk template untuk VM. Hal ini memudahkan duplikasi infrastruktur secara konsisten dan menghindari kesalahan yang mungkin terjadi pada pengaturan manual.
Disaster Recovery yang Cepat
Dalam lingkungan virtualization, proses pemulihan akibat bencana alam atau serangan siber dapat dilakukan dalam waktu beberapa menit. Kecepatan respons yang tinggi ini secara signifikan meningkatkan ketahanan sistem dan memungkinkan bisnis untuk tetap berjalan tanpa gangguan, memastikan kelancaran operasional.
Bagaimana Cara Kerja Virtualization
Virtualization bekerja menggunakan software khusus yang disebut hypervisor. Hypervisor ini berfungsi untuk membuat beberapa “cloud instance” atau VM pada satu komputer fisik. Berikut tiga komponen yang bekerja di virtualization.
Virtual Machines atau Cloud Instance
Setelah menginstal software virtualization di komputer, Anda dapat membuat satu atau lebih VM, mirip dengan mengakses program lain di komputer Anda. Komputer fisik Anda disebut “host“, sedangkan VM disebut “guest” dengan ketentuan satu host dapat menjalankan beberapa guest.
Sistem Operasi Independen
Setiap “guest” memiliki sistem operasinya sendiri, yang bisa sama atau berbeda dengan sistem operasi di “host“. Dari sudut pandang pengguna, VM beroperasi seperti server pada umumnya. Ia memiliki pengaturan, konfigurasi, dan aplikasi yang terpasang. Sumber daya komputasi seperti CPU, RAM, dan storage akan terlihat sama seperti pada server fisik. Anda juga dapat mengkonfigurasi dan memperbarui sistem operasi di “guest” beserta aplikasinya tanpa mempengaruhi sistem operasi di “host“.
Hypervisor
Hypervisor adalah software virtualization yang Anda install di komputer fisik. Ia bertindak sebagai lapisan software perantara antara VM dan hardware yang menjadi host. Hypervisor mengatur akses ke lingkungan fisik sehingga beberapa VM dapat memiliki jatah sumber daya fisik masing-masing.
Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Virtualization?
Virtualization menawarkan berbagai keuntungan bagi bisnis, namun juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut penjelasannya.
Kelebihan Virtualisasi
- Pemanfaatan Sumber Daya Lebih Efisien: Penggunaan hardware lebih optimal. Anda dapat menjalankan beberapa VM pada satu server fisik, sehingga menghemat biaya listrik, ruang data center, dan peralatan pendingin.
- Pengelolaan IT Otomatis: Kelola infrastruktur IT secara otomatis menggunakan software sehingga lebih hemat waktu dan tenaga administrator, serta mengurangi kesalahan konfigurasi manual.
- Pemulihan Bencana Lebih Cepat: Jika terjadi bencana atau kegagalan sistem, VM dapat mudah dipindahkan ke server lain yang tersedia. Ini meminimalisir downtime dan mempercepat pemulihan sistem.
- Skalabilitas Mudah: Penambahan atau pengurangan sumber daya komputasi pada VM dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, disesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang terus berubah.
- Keamanan Ditingkatkan: Dapat tingkatkan keamanan dengan isolasi VM satu sama lain untuk mencegah penyebaran malware dan serangan lainnya.
Kekurangan Virtualisasi
- Ketergantungan pada Hypervisor: Kelancaran operasi virtualization sangat bergantung pada hypervisor. Jika hypervisor mengalami gangguan, semua VM yang berjalan di atasnya akan terpengaruh.
- Kompleksitas Manajemen: Virtualization menambahkan lapisan kompleksitas ke infrastruktur IT, sehingga dibutuhkan keahlian khusus untuk mengelola hypervisor dan VM.
- Biaya Lisensi: Software virtualization dan lisensi tambahan untuk sistem operasi VM dapat menambah biaya operasional.
- Overhead Performa: Virtualization dapat sedikit mengurangi performa VM dibandingkan dengan server fisik khusus. Namun, kemajuan teknologi telah semakin meminimalisir dampak ini.
- Keterbatasan Hardware: Kemampuan VM terbatas oleh sumber daya hardware yang tersedia pada server fisik. Ada batasan jumlah VM yang dapat dijalankan dengan performa optimal pada satu server.
5 Tipe Virtualization
Teknologi virtualization tidak hanya terbatas pada virtualisasi server. Ada beberapa tipe virtualization yang melayani kebutuhan yang berbeda-beda. Berikut lima tipe virtualization yang umum digunakan.
Virtualisasi Server
Teknologi ini menciptakan satu atau lebih lingkungan virtual di dalam satu server fisik. Dengan virtualisasi server, pengguna dapat menjalankan beberapa sistem operasi dan aplikasi di dalam satu server fisik secara bersamaan.
Virtualisasi Storage
Virtualisasi storage menciptakan lingkungan penyimpanan virtual dari beberapa sumber penyimpanan fisik yang tersedia. Ini memungkinkan pengguna untuk mengelola, mengoptimalkan, dan mengakses sumber penyimpanan secara efisien.
Virtualisasi Desktop
Teknologi ini menciptakan lingkungan desktop virtual yang dapat diakses dari mana saja. Pengguna dapat menjalankan aplikasi dan sistem operasi di dalam lingkungan virtual ini dari berbagai perangkat, seperti PC, laptop, atau perangkat mobile.
Virtualisasi Jaringan
Virtualisasi jaringan menciptakan lingkungan jaringan virtual dari beberapa perangkat jaringan fisik yang ada. Ini memungkinkan pengguna untuk mengelola, mengoptimalkan, dan mengakses jaringan secara efisien.
Virtualisasi Aplikasi
Teknologi ini menciptakan lingkungan aplikasi virtual dari beberapa aplikasi yang tersedia. Virtualisasi aplikasi memungkinkan pengguna untuk mengelola, mengoptimalkan, dan mengakses aplikasi secara efisien.
Virtualization vs Containerization: Mana yang Tepat untuk Anda?
Virtualization dan containerization keduanya memungkinkan menjalankan banyak aplikasi pada satu server fisik dengan pendekatan yang berbeda. Virtualization menciptakan replika komputer lengkap, termasuk sistem operasi, untuk menjalankan satu aplikasi. Ini meningkatkan efisiensi dibandingkan dengan menjalankan aplikasi tanpa virtualisasi, namun terkadang kerap menduplikasi code dan layanan yang tidak diperlukan.
Di sisi lain, containerization berbagi kernel OS yang mendasar dan hanya menjalankan aplikasi beserta ketergantungannya. Pendekatan ini lebih ringan dan cepat, namun isolasi antar aplikasi biasanya lebih rendah.
Pilihan antara virtualization dan containerization tergantung pada kebutuhan Anda. Virtualization menawarkan isolasi yang lebih baik, sementara containerization menawarkan efisiensi sumber daya dan kecepatan deployment yang lebih tinggi. Untuk solusi virtualization, Anda dapat mempertimbangkan Virtualization dari Red Hat OpenShift.
Red Hat OpenShift Virtualization: Manajemen Mesin Virtual dan Container yang Lebih Efisien
Red Hat OpenShift Virtualization, sebuah fitur dari Red Hat OpenShift, memungkinkan tim IT untuk menjalankan VM bersama dengan container pada satu platform. Dengan menyatukan VM dan container, OpenShift Virtualization membantu menyederhanakan pengelolaan infrastruktur serta mempercepat waktu implementasi aplikasi.
OpenShift Virtualization memungkinkan administrator VM dapat mengintegrasikan VM ke dalam alur kerja berbasis container dengan menjalankan VM di dalamnya. Ini memungkinkan mereka untuk menerapkan dan mengelola VM dan container secara bersamaan, semuanya terpusat dalam satu platform.
Pendekatan ini memungkinkan bisnis untuk memanfaatkan investasi mereka pada virtualisasi, sambil menikmati kemudahan dan kecepatan platform aplikasi modern yang ditawarkan oleh OpenShift. Dengan kata lain, OpenShift Virtualization membuka jalan bagi bisnis untuk menuju cloud-native, sambil tetap memungkinkan menjalankan workload yang ada dalam VM pada platform yang sama.
Keuntungan Menggunakan Red Hat OpenShift Virtualization
Strategi Modernisasi Terpadu
OpenShift Virtualization menyediakan platform tunggal untuk mengelola VM dan container. Dengan mengurangi kompleksitas dan memperkenalkan platform terpadu, Anda dapat menjalankan keduanya secara bersamaan. Hal ini membuat proses modernisasi infrastruktur menjadi lebih mudah dan efisien.
Efisiensi Operasional Meningkat
Dengan menyatukan manajemen dan operasi VM serta kontainer, OpenShift Virtualization dapat mengurangi beban operasional. Kolaborasi antara tim IT dan tim pengembangan juga dapat ditingkatkan. Selain itu, penggunaan hardware dapat dioptimalkan, menghasilkan penghematan biaya yang signifikan.
Pengembangan dan Deployment Aplikasi Lebih Cepat
Dengan mengintegrasikan VM ke dalam platform aplikasi OpenShift, tercipta lingkungan yang konsisten untuk pengembangan dan deployment aplikasi. Developer dapat membangun, menguji, dan menerapkan aplikasi dengan lebih cepat, memungkinkan produk atau layanan baru untuk dipasarkan lebih awal.
Interoperabilitas dan Standar Terbuka
OpenShift Virtualization beroperasi berdasarkan open standard, sehingga kompatibel dengan berbagai infrastruktur on-premises dan public cloud. Ini memberikan fleksibilitas bagi bisnis untuk memilih platform yang paling sesuai dengan strategi aplikasi dan IT mereka.
Virtus Sebagai Authorized Distributor Red Hat OpenShift
Saatnya tingkatkan dan kecepatan IT Anda dengan virtualization dari Red Hat OpenShift Virtualization dari Virtus Technology Indonesia (VTI). Jalankan banyak aplikasi pada satu server fisik, sederhanakan pengelolaan infrastruktur, dan tingkatkan produktivitas tim IT.
VTI sebagai advanced authorized partner Red Hat, akan membantu Anda mulai dari tahap konsultasi, deployment, hingga dukungan after sales untuk menghindari trial and error. Untuk info lebih lanjut mengenai Red Hat OpenShift Virtualization, hubungi kami dengan klik link berikut.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri
Content Writer CTI Group