Disaster Recovery Plan (DRP) menjadi salah satu upaya perusahaan untuk meminimalkan dampak buruk ketika terjadi bencana alam, bencana karena kesalahan manusia (seperti kebakaran), hingga serangan siber atau hal lain di luar dugaan). Bukan hanya menjadi kebutuhan perusahaan skala enterprise, DRP kini juga menjadi kebutuhan utama untuk bisnis skala kecil dan menengah (SMB/ UKM).
Selain untuk mencegah kerugian bisnis karena terjadi downtime, DRP juga dapat memberikan keuntungan lain sehingga operasional bisnis tak terimbas. Untuk menerapkan disaster recovery plan secara tepat dan sesuai kebutuhan, perusahaan harus mengetahui langkah-langkah membuat DRP.
Berbeda dengan bisnis skala enterprise, bisnis kalangan UMKM memiliki tantangan tersendiri saat menerapkan DRP. Cek artikel berikut untuk mengetahui langkah-langkah tepat membuat disaster recovery plan untuk bisnis skala kecil dan menengah.
Pengertian Disaster Recovery (DRP)
Mengutip Techopedia, Disaster Recovery Plan (DRP) merupakan rencana bisnis yang menjelaskan bagaimana pekerjaan dapat tetap dilanjutkan dengan cepat dan efektif ketika sedang terjadi bencana. Sementara, Hypr menjelaskan bahwa DRP adalah serangkaian langkah yang akan dibuat perusahaan untuk memastikan operasional bisnis berjalan normal setelah terjadi bencana yang bisa mengganggu berjalannya usaha.
Meskipun serupa dengan Business Continuity Plan (BCP), DRP secara khusus menaruh perhatian pada langkah yang diambil dan jenis pemulihan setelah terjadi bisnis. DRP sejatinya merupakan bagian dari BCP yang diterapkan pada aspek perusahaan sehingga infrastruktur IT tetap berfungsi.
DRP akan membantu memulihkan operasional bisnis untuk mengembalikan data hingga fitur bisnis yang hilang akibat terjadi bencana. Secara keseluruhan, DRP akan mengembangkan recana untuk memastikan departemen dapat mengembalikan kembali data dan fungsi sistem sehingga perusahaan dapat kembali beroperasi dengan efek yang minim.
Baca Juga: Ansible Automation, Solusi Jitu Modernisasi IT Lemot
Langkah-langkah Membuat Disaster Recovery Plan
Untuk membuat Disaster Recovery Plan (DRP), perusahaan perlu mempersiapkan langkah dengan matang dan bijak sehingga tidak mempengaruhi operasional bisnis ketika tiba-tiba terjadi bencana alam atau serangan siber. Menurut FEMA, dibandingkan enterprise, sekitar 40-60 persen usaha kecil yang terdampk bencana tidak pernah membuka kembali usaha mereka.
Hal ini tentu berbeda dengan perusahaan besar yang memiliki waktu dan sumber daya lebih untuk merencanakan dan bertahan menghadapi bencana. Banyak usaha kecil yang justru tidak memiliki rencana DRP hingga bencana itu meluluhlantakkan usaha mereka. Untuk itu, sangat penting bagi usaha kecil untuk membuat dan memperbarui DRP melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Buat Rencana Tanggap Darurat
Ketika terjadi bencana, pastikan usaha kecil dapat memutuskan hal penting apa yang harus lebih diutamakan untuk mencegah kehilangan aset, inventaris, hingga properti lain. Pastikan juga ada protokol mengenai urutan siapa pihak berwenang yang harus dihubungi seperti pemilik usaha dan tim IT (jika ada). Setelah itu, Anda bisa mulai memutuskan dan merencanakan protokol dengan menetapkan tanggung jawab dan mengadakan sesi pelatihan rutin agar karyawan memahami tugas DRP masing-masing.
2. Kembangkan Rencana Bisnis Berkesinambungan
Patut diingat bahwa bisnis dituntut untuk bisa kembali melanjutkan operasional sesegera mungkin setelah terjadi bencana. Untuk itu penting perusahaan mengembangkan rencana usaha yang dapat menjamin kelangsungan bisnis.
Rencana bisnis berkesinambungan dimulai dari analisis dampak bisnis (BIA) untuk memahami dampak bencana terhadap bisnis, strategi pemulihan melalui identifikasi dan dokumentasi sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi dampak bencana seperti backup data dan duplikasi data penting. Berikutnya perlu mengembangkan kerangka kerja termasuk memberi tanggung jawab kepada anggota tim melalui penyusunan prosedur pemulihan hingga mengembangkan solusi. Terakhir, lakukan pengujian rutin untuk mengetahui kelemahan rencana kelangsungan bisnis Anda.
3. Tinjau Cakupan Asuransi Usaha
Asuransi menjadi salah satu keharusan bagi usaha dengan skala apa pun. Hanya saja, tidak semua asuransi bisnis akan membantu jika terjadi bencana. Untuk itu pemilik bisnis perlu meninjau kebijakan yang dapat mencegah kerugian ketika terjadi bencana. Jika asuransi tidak meng-cover, biasanya Anda dapat membeli asuransi tambahan untuk melindungi bisnis dari risiko bencaa tertentu seperti banjir atau gempa bumi. Anda juga bisa membeli add-on yang menutupi kerusakan akibat bencana.
4. Simpan Persediaan Penting
Mulai buat perlengkapan persediaan darurat seperti air kemasan, P3K, uang tunai, charger gadget, dan benda penting lain yang dapat diambil karyawan ketika terjadi bencana yang bisa mengancam keselamatan mereka. Pertimbangkan juga untuk berinvestasi dalam sistem backup seperti sumber daya sekunder atau sistem komunikasi yang dapat segera mengakses kembali data dan menjalankan operasional bisnis dengan normal.
5. Kumpulkan Informasi Kontak Penting
Mulai kumpulkan kontak penting untuk dihubungi seperti badan manajemen darurat lokal, client dan pelanggan utama, supplier, retailer, realtors, pemberi pinjaman, agen asuransi, hingga perwakilan klaim perusahaan asuransi.
6. Buat Strategi Komunikasi
Manfaatkan media apa pun untuk menjalin komunikasi dengan pelanggan dan client. Mulai dari saluran media sosial dan buletin internal hingga pemberitahuan di koran lokal atau menghubngi client melalui sambungan telepon.
7. Laporkan Segala Bentuk Kerugian
Small Business Administration (SBA) membantu memberikan saran, askes ke sumber daya, dan bantuan untuk memperbaiki atau mengganti peralatan milik bisnis kecil dan menengah yang rusak atau hancur akibat bencana.
8. Diskusikan Logistik dengan Supplier dan Client
Selain usaha Anda, vendor atau supllier juga bisa terdampak bencana hingga mengganggu supply chain. Demikian pula apabila usaha Anda berperan sebagai supplier untuk memasok ke perushaan lain. Pastikan untuk menjalin komunikasi dengan kedua ujung tombak supply chain terkait kesiapsiagaan mereka menghadapi bencana dan idetifikasi opsi backup agar tidak ada bisnis client yang harus berhenti beroperasi dalam waktu lama.
9. Duplikasi and Backup Seluruh Catatan dan Data
Pastikan Anda harus memiliki duplikat versi terbaru untuk seluruh catatan, kontrak, data, dan dokumen penting serta menyimpannya di luar lokasi fisik yakni mengamankan di cloud. Selain itu, solusi Backup and Disaster Recovery (BDR) juga dapat menjadi solusi agar data tetap aman dari bencana alam, serangan siber, hingga kegagalan hardware. Menyediakan backup yang aman dan data recovery cepat menjadi cara terbaik bagi bisnis menjaga keamanan data penting dan sensitif milik client.
Solusi DRP dari Carbonite
Untuk membantu bisnis UKM tetap beroperasi dan cepat memulihkan data penting saat terjadi bencana, Carbonite menghadirkan solusi disaster recovery plan, DRaaS untuk menjaga sistem penting tetap online. DRaaS bekerja dengan melakukan backup data ke cloud ketika terjadi bencana dengan failover cloud push button. Carbonite Availability akan memberi perlindungan sesuai kebutuhan bisnis UKM tanpa ada biaya infrastruktur tambahan.
Menariknya, Carbonite Availability akan memberikan ketersediaan tinggi dengan overhead rendah sehingga bisnis UKM dapat menghindari downtime yang merugikan usaha dan gangguan operasional akibat bencana yang terjadi di luar rencana. Carbonite Availability bekerja dengan mengurangi risiko downtime yang tidak direncanakan melalui replikasi sistem penting secara aman ke cloud, lalu memberikan backup terbaru untuk failover dengan cepat. Berikut fitur utama Carbonite DRaaS:
– Waktu recovery dan titik pemulihan dalam hitungan menit dan detik.
– Orkestrasi, urutan boot, dan skrip failover untuk aplikasi multi-tier.
– Discovery sistem otomatis di lingkungan bisnis Anda.
– Pengujian layanan mandiri sehingga tidak menggangu sistem bisnis.
– Bandwidth dioptimalkan untuk dampak jaringan terbatas.
– Enkripsi internal baik saat rest maupun flight-mode.
– Dukungan pelanggan 24/7 yang telah diakui dan memenangkan penghargaan.
– Dukungan layanan profesional opsional mulai dari proses deployment dan pengujian awal dan solusi managed services DRaaS secara lengkap.
Dibandingkan DRP lain, Carbonite DRaaS lebih dapat diandalkan dalam kondisi tertentu. Berikut beberapa skenario yang menjadikan Carbonite DRaaS lebih unggul dan dapat diandalkan.
– Terjadi pemadaman untuk memudahkan Anda beralih ke salinan sekunder hanya dengan beberapa klik.
– Replikasi berbasis cloud yang tersedia dan dapat digunakan hanya dalam hitungan menit.
– Data tersedia dalam versi terkini dan recovery cepat untuk memastikan layanan bisnis tidak mengalami gangguan.
– Proses untuk mengembalikan sistem utama lebih mudah.
Dapatkan Disaster Recovery Plan dari Carbonite di VTI
Saatnya hindari downtime untuk mencegah kerugian dan mengganggu operasional akibat bencana alam, serangan siber, hingga kegagalan yang tidak direncanakan dengan menerapkan disaster recovery plan. Carbonite Availability akan memastikan bisnis skala apa pun mampu mengatasi berbagai tantangan umum terkait kejadian bencana dengan pemulihan data penting secara mudah.
Dapatkan solusi Disaster Recovery Plan dari Carbonite di Virtus Teknologi Indonesia (VTI). Virtus sebagai authorized partner Carbonite akan membantu Anda mencegah kerugian akibat downtime dengan solusi Carbonite Availability. Didukung tim IT profesional, berpengalaman, dan bersertifikat, Virtus akan membantu Anda menghindari kerugian lebih lanjut akibat bencana yang terjadi di luar rencana dengan solusi Carbonite Availability.
Tim Virtus akan membantu Anda menerapkan solusi DRP mulai dari tahap konsultasi hingga dukungan after sales selama 24/7. Untuk info lebih lanjut mengenai Carbonite, hubungi tim kami di marketing@virtusindonesia.com.
Penulis: Ervina Anggraini
Content Writer CTI Group